Sunday 28 March 2010

Hidup dengan HIV

 

Berpikir seribu kali untuk berbuat tetapi kalau sudah kejadian kita ga boleh menghakimi sama sekali, Ini adalah artikel dari www.spritia.or.id

 

Apa yang
 sebenarnya terjadi

 

Kita tidak sendiri

Mungkin kita baru dinyatakan HIV-positif atau terinfeksi HIV, sudah mengetahui sejak lama, atau kenal dekat dengan seseorang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Semua ini berarti kita hidup dengan HIV. Bisa jadi hal ini adalah kesulitan terbesar yang kita alami dalam hidup. Mesti bagaimana sekarang? Yang penting kita mengetahui kita tidak sendirian.

Halaman ini ditulis oleh orang yang juga hidup dengan HIV untuk membagi harapan dengan teman sebaya. Pada awalnya, mungkin isi buku ini terlihat rumit. Tidak perlu terburu-buru. Lambat laun pengertian itu akan kita dapatkan. Tidak ada cara tertentu untuk hidup dengan HIV. Kita akan menjalani dengan cara kita sendiri.

Harapan kami halaman ini dapat membantu teman-teman memahami apa arti hidup dengan HIV. Halaman ini adalah sebuah perkenalan agar kita dapat mulai bertindak lebih positif dan dapat mengambil keputusan tentang bagaimana kita dapat menjaga diri dan kesehatan sebaik-baiknya.

Saya tidak kehilangan martabat saya sebagai manusia hanya karena saya terinfeksi HIV. Saya bangga atas diri saya sendiri, atas usaha saya menghadapi hidup sebaik kemampuan saya. Saya sayang pada diri saya sendiri, dan tidak perlu ada rasa malu atau rasa bersalah yang mengikat langkah saya. Dan bagi saya, jika saya meninggal karena HIV, bukan berarti saya lebih hina dari pada orang yang meninggal karena sakit jantung atau kanker atau yang lainnya.

Suzana Murni, pendiri Spiritia

Halaman ini berdasarkan buku kecil Spiritia Hidup dengan HIV. Versi cetak buku ini dapat diperoleh dari Spiritia.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Kita diberi tahu bahwa kita terinfeksi HIV. Ini berarti di dalam tubuh kita terdapat HIV serta antibodi untuk melawan infeksinya. Menjadi terinfeksi HIV bukan selalu berarti kita telah jatuh sakit, menjadi AIDS, atau sekarat. Beberapa orang hidup dengan HIV di dalam tubuhnya bisa sampai sepuluh tahun bahkan lebih.

Jangan tergesa-gesa mengambil keputusan atau bertindak apa saja. Berikan waktu untuk menjadi lebih nyaman dengan hasil diagnosis. Jangan terlalu memikirkan masa depan – hidup sepenuhnya untuk hari ini.

Semua yang pernah terjadi dalam hidup saya, baik yang bagus, yang biasa-biasa saja, atau yang buruk telah membuat saya semakin kaya wawasan, dan mudah-mudahan juha semakin bijaksana. Hal ini berlaku untuk setiap manusia, bukan?

Suzana

Istilah

Seperti bidang baru lain, HIV mempunyai banyak istilah dan singkatan yang pasti membingungkan pada awal kita terlibat. Bila bertemu dengan istilah atau singkatan yang baru, coba cari penjelasan di daftar istilah.

Satu singkatan yang akan sering muncul adalah Odha. Odha adalah orang yang hidup dengan HIV. Maksudnya dengan ‘hidup dengan HIV’ adalah bahwa kita terinfeksi virus tersebut, tetapi tidak pasti kita sakit, dan sekarang ada harapan yang nyata bahwa kita tidak akan meninggal karena infeksi HIV.

HIV dan AIDS tidak sama

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit dapat timbul. Karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa menjadi lebih parah daripada biasanya.

Sistem kekebalan tubuh dan antibodi

Sistem kekebalan tubuh kita bertugas untuk melindungi kita dari penyakit apa pun yang setiap hari menyerang kita. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh ketika benda asing ditemukan di tubuh manusia. Bersama dengan bagian sistem kekebalan tubuh yang lain, antibodi bekerja untuk menghancurkan penyebab penyakit, yaitu bakteri, jamur, virus, dan parasit.

Sistem kekebalan tubuh kita membuat antibodi yang berbeda-beda sesuai dengan kuman yang dilawannya. Ada antibodi khusus untuk semua penyakit, termasuk HIV. Antibodi khusus HIV inilah yang terdeteksi keberadaannya ketika hasil tes HIV kita dinyatakan positif.

Bagaimana virus ini bekerja?

Di dalam tubuh kita terdapat sel darah putih yang disebut sel CD4. Fungsinya seperti sakelar yang menghidupkan dan memadamkan kegiatan sistem kekebalan tubuh, tergantung ada tidaknya kuman yang harus dilawan.

HIV yang masuk ke tubuh menularkan sel ini, ‘membajak’ sel tersebut, dan kemudian menjadikannya ‘pabrik’ yang membuat miliaran tiruan virus. Ketika proses tersebut selesai, tiruan HIV itu meninggalkan sel dan masuk ke sel CD4 yang lain. Sel yang ditinggalkan menjadi rusak atau mati. Jika sel-sel ini hancur, maka sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk melindungi tubuh kita dari serangan penyakit. Keadaan ini membuat kita mudah terserang berbagai penyakit.

Masa tanpa gejala

Setelah kita terinfeksi, kita tidak langsung sakit. Kita mengalami masa tanpa gejala khusus. Walaupun tetap ada virus di dalam tubuh kita, kita tidak mempunyai masalah kesehatan akibat infeksi HIV, dan merasa baik-baik saja. Masa tanpa gejala ini bisa bertahun-tahun lamanya.

Karena tidak ada gejala penyakit pada tahun-tahun awal terinfeksi HIV, sebagian besar Odha tidak tahu ada virus itu di dalam tubuhnya. Hanya dengan tes darah dapat kita mengetahui dirinya terinfeksi HIV.

Menjalani cara hidup yang baik dan seimbang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan dapat memperpanjang masa tanpa gejala. Cara hidup ini termasuk makan makanan yang bergizi, kerja dan istirahat yang seimbang, olahraga yang teratur tetapi tidak berlebihan, serta tidur yang cukup. Sebaiknya hindari merokok, memakai narkoba dan minum minuman beralkohol yang berlebihan. Jauhkan diri dari stres dan cobalah untuk selalu berpikir positif. Jangan menyalahkan diri – atau pun orang lain – karena kita terinfeksi HIV.

Infeksi oportunistik

Ketika sistem kekebalan sudah sangat lemah, tubuh kita tidak dapat lagi melawan kuman penyebab penyakit. Kuman ini sangat umum di tubuh kita, dan biasanya tidak menyebabkan penyakit, karena dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh yang sehat. Karena kuman tersebut memanfaatkan kesempatan (opportunity) yang diberikan oleh sistem kekebalan tubuh yang rusak, penyakit yang disebabkannya disebut infeksi oportunistik (IO).

Infeksi oportunistik disebabkan oleh berbagai virus, jamur, bakteri dan parasit. Penyakit yang muncul dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh kita, termasuk kulit, paru, mata, dan otak. Beberapa jenis kanker juga dapat diakibatkan oleh infeksi oportunistik.

Infeksi oportunistik dapat diobati. Sebagian infeksi ini juga dapat dicegah dengan memakai obat sebelum penyakit timbul – ini disebut profilaksis. Jika kita pernah mengalami infeksi oportunistik yang sudah diobati, kita juga dapat memakai obat agar infeksi tersebut tidak muncul lagi.

Kesehatan sistem kekebalan: Jumlah CD4

Satu akibat dari infeksi HIV adalah kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita. HIV membunuh satu jenis sel darah putih yang disebut sel CD4. Sel ini adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh, dan jika ada jumlahnya kurang, sistem tersebut menjadi terlalu lemah untuk melawan infeksi.

Jumlah sel CD4 dapat diukur melalui tes darah khusus, yang disebut tes CD4. Jumlah normal pada orang sehat berkisar antara 500 sampai 1.500. Setelah kita terinfeksi HIV, jumlah ini biasanya turun terus. Jadi jumlah ini mencerminkan kesehatan sistem kekebalan tubuh kita: semakin rendah, semakin rusak sistem kekebalan.

Jika jumlah CD4 turun di bawah 200, ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh kita cukup rusak sehingga infeksi oportunistik dapat menyerang tubuh kita. Ini berarti kita sudah sampai masa AIDS. Kita dapat menahan sistem kekebalan tubuh kita tetap sehat dengan memakai obat antiretroviral (ARV).

Sarana tes CD4 tidak tersedia luas di Indonesia, dan biaya tesnya agak mahal. Karena sel CD4 adalah anggota golongan sel darah putih yang disebut limfosit, jumlah limfosit total juga dapat memberi gambar tentang kesehatan sistem kekebalan tubuh. Tes ini, yang biasa disebut sebagai total lymphocyte count atau TLC, adalah murah dan dapat dilaksanakan hampir di semua laboratorium. Seperti jumlah CD4, semakin rusak sistem kekebalan, semakin rendah TLC. Pada orang sehat, TLC normal adalah kurang lebih 2000. TLC 1.000-1.250 biasanya serupa dengan jumlah CD4 kurang lebih 200.

Diusulkan orang terinfeksi HIV memeriksakan jumlah CD4 atau TLC setiap enam bulan.

Pikiran orang kadang mudah tergoda oleh jumlah CD4 atau TLC, sehingga timbul kecemasan yang tak perlu. Penting kita ingat bahwa jumlah ini hanya sebagian dari cara melihat keadaan kesehatan kita. Gambaran yang utuh dapat dilihat pula melalui gejala yang timbul, kondisi pikiran, mutu hidup, selain berbagai tes. Banyak orang merasa sehat walaupun jumlah CD4 atau TLC-nya rendah.

Viral load

Ada juga tes yang dapat menunjukkan banyaknya virus yang ada di aliran darah kita, yang disebut viral load. Kebalikan dengan jumlah CD4 atau TLC, semakin rendah viral loadnya, semakin baik.

Tes viral load juga tidak tersedia luas di Indonesia, dan harganya sangat mahal. Namun, tes ini tidak begitu penting, dan hanya ada manfaat jika kita memakai terapi antiretroviral.

Terapi antiretroviral

Dulu kita sering dengar AIDS disebut sebagai ‘penyakit yang tidak ada obat.’ Ini istilah yang salah! Sebagian besar infeksi oportunistik dapat diobati, bahkan dicegah, dengan obat yang tidak terlalu mahal dan tersedia luas. Dan sekarang ada obat yang lebih canggih, yang dapat memperlambat kegiatan HIV menulari sel yang masih sehat. Obat ini disebut sebagai obat antiretroviral atau ARV.

Untuk mengobati HIV, tidak boleh memakai satu jenis obat ini sendiri; agar terapi ini dapat efektif untuk jangka waktu yang lama, kita harus memakai kombinasi tiga macam obat ARV yang berbeda. Terapi ini disebut sebagai terapi antiretroviral atau ART.

ART dulu sangat mahal, tetapi sekarang tersedia gratis untuk semua orang di Indonesia dengan subsidi sepenuhnya oleh pemerintah, melalui sejumlah rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan ARV. Saat ini ada sedikitnya satu rumah sakit rujukan di setiap provinsi. Departemen Kesehatan (Depkes) mempunyai rencana untuk menetapkan rumah sakit rujukan di setiap kabupaten/kota.

ART hanya berhasil jika dipakai secara patuh, sesuai dengan jadwal, biasanya dua kali sehari, setiap hari. Kalau dosis terlupa, keefektifan terapi akan cepat hilang.

Beberapa orang mengalami efek samping ketika memakai ART, terutama pada minggu-minggu pertama penggunaannya. Penting sekali pengguna ART diawasi oleh dokter yang berpengalaman dengan terapi ini.

Untuk informasi lebih lanjut tentang ART, minta buku kecil ‘Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?’ dari Spiritia.

Terapi penunjang

Terapi penunjang atau sering disebut terapi tradisional adalah terapi tanpa obat-obatan kimiawi. Tujuan terapi ini adalah untuk meningkatkan mutu hidup, dan menjaga diri agar tetap sehat. Terapi ini juga dapat melengkapi terapi antiretroviral, terutama untuk menghindari efek samping. Dapat juga menjadi pilihan jika kita tidak ingin atau tidak dapat memperoleh ART.

Yang termasuk terapi penunjang antara lain adalah penggunaan ramuan tradisional, tumbuh-tumbuhan, jamu-jamuan, pengaturan gizi pada makanan, dan penggunaan vitamin serta suplemen zat mineral.

Juga termasuk dalam terapi ini adalah yoga, akupunktur, pijat, refleksi, olahraga, dan musik. Terapi secara psikologis, spiritual atau agama, dan emosional juga dapat membantu. Termasuk di sini antara lain konseling, dukungan sebaya, dan meditasi.

Untuk informasi lebih lanjut, minta buku kecil ‘Terapi Penunjang’ dari Spiritia.

Tanggung jawab pribadi dalam menentukan perawatan

Dengan memeriksakan diri secara teratur (sebaiknya sedikitnya setiap enam bulan), kita dapat terus mengetahui keadaan kesehatan kita. Melalui tes darah (TLC, dan CD4 jika mungkin), serta pemeriksaan oleh dokter, kita dapat melihat sejauh mana HIV mempengaruhi sistem kekebalan tubuh kita.

Dokter memberi saran tentang perawatan bagi kita, tetapi kita sendirilah yang memutuskan untuk mengikuti atau tidak. Semakin banyak pengetahuan kita tentang HIV dan terapinya, semakin baik persiapan kita untuk membahasnya dengan dokter dan untuk mengambil keputusan. Dalam hal hidup dengan HIV, jadilah pasangan kerja yang berpengetahuan bagi dokter kita sendiri.

Hubungan yang baik antara dokter dan pasien sangatlah penting. Yang terpenting adalah rasa percaya. Kita perlu perasaan nyaman dan terdukung ketika membicarakan masalah kesehatan kita dengan dokter. Beri tahu dokter jika ada obat-obatan lain, termasuk jamu-jamuan, yang kita minum. Bertanyalah tentang obat atau perawatan yang diberikan pada kita. Jika kita tidak merasa nyaman dan percaya pada dokter kita, boleh saja mencari dokter lain. Jika merasa perlu mendengar pendapat dokter lain atau ingin bertemu dengan spesialis, bahaslah dengan dokter kita dan mintalah bantuannya untuk mengatur hal ini.

Untuk informasi lebih lanjut, minta buku kecil ‘Pasien Berdaya’ dari Spiritia.

Belajar mengenai HIV dan pengobatannya

Pasien berdaya pasti harus tahu mengenai infeksi, cara kerjanya dan pengobatannya. Manfaatkan informasi yang ada di situs ini untuk belajar dan cari informasi terkini. Minta buku kecil dan seri lembaran informasi dari Spiritia. Pakailah forum tanya-jawab anonim untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan mengenai kesehatan dan pengobatan terkait HIV. Bagi rasa di Forum Spiritia. Ikuti kelompok dukungan sebaya (KDS) untuk Odha setempat.

Namun kita harus sadar bahwa ilmu HIV berkembang sangat cepat, dan sering kali informasi yang benar dua tahun yang lalu sudah tidak berlaku lagi sekarang. Lihat tanggal informasi diterbitkan, dan bila sudah kedaluwarsa, coba cari yang lebih mutakhir. Dan ambil sikap sangat berhati-hati mengenai informasi yang diperoleh dari internet (termasuk situs Spiritia, loh!); tidak semuanya benar, ada yang dimuat oleh orang yang tidak berpengetahuan atau yang mempunyai kepentingan sendiri.

Memberi tahu orang lain

Ketika baru didiagnosis terinfeksi HIV atau AIDS, kita kadang merasa keinginan yang amat sangat untuk membagi kabar ini dengan seseorang yang dekat dengan kita: keluarga, teman, bahkan atasan kerja kita. Setelah memberi tahu orang lain, beberapa orang mendapatkan reaksi yang positif dan bermanfaat, tetapi ada juga yang mendapatkan kekecewaan atau malah lebih buruk dari itu.

Kita harus benar-benar yakin bahwa orang yang akan kita beri tahu dapat dipercaya. Yang dapat membantu adalah berbicara lebih dahulu dengan seseorang dari kelompok dukungan sebaya – yang pernah mengalami hal yang serupa, sampai kita merasa cukup nyaman untuk membagi rahasia dengan orang lain.

Orang yang penting untuk diberi tahu adalah pasangan kita, karena hal ini ada hubungan dengan dia juga. Walaupun status HIV seseorang dapat membuat sebuah hubungan yang baik menjadi terganggu, jangan selalu berprasangka hubungan itu lalu akan hancur karenanya.

Menemukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini memang selalu sulit. Buku kecil ini mungkin bisa membantu dalam menerangkan. Spiritia serta kelompok dukungan sebaya yang lain selalu bersedia membantu dalam proses ini dan dapat memberikan saran serta bimbingan. Spiritia juga dapat mendampingi dalam proses yang lebih sulit, yaitu memberi tahu anak-anak kita.

Kerahasiaan

Tes HIV hanya boleh dilakukan jika ada persetujuan dari kita sendiri dengan disertai konseling (pemberian informasi yang lengkap) sebelum dan sesudah tes. Lagi pula, hasil tes harus dirahasiakan. Hanya ada kewajiban untuk melaporkan kasus jika sudah di masa AIDS. Laporan tersebut hanya harus mencantumkan jenis kelamin dan usia, tanpa identitas lain. Status HIV sifatnya rahasia bagi orang selain kita dan dokter atau konselor kita; kitalah yang dapat memutuskan jika ada orang lain (termasuk keluarga) yang ingin kita mengetahui.

Diskriminasi (perlakuan yang tidak adil)

Dalam Strategi Nasional Penanggulangan AIDS Indonesia disebutkan sebagai salah satu asas dasar bahwa setiap pemberi layanan berkewajiban memberi layanannya kepada orang dengan HIV atau AIDS tanpa membeda-bedakan. Indonesia juga ikut menandatangani Deklarasi Paris Desember 1994, yang menunjukkan janji mendukung orang dengan HIV/AIDS, mendukung antidiskriminasi, hak asasi manusia, serta asas-asas yang etis untuk menjadi bagian dari upaya penanggulangan AIDS.

Jika kita merasa hak kita dilanggar, coba melaporkan ke Spiritia. Semua laporan tersebut akan dijaga kerahasiaan, dan hanya akan ditindaklanjuti dengan persetujuan dari yang bersangkutan dan dengan cara yang tidak menimbulkan risiko padanya.

Mereka bersikap diskriminatif karena ketidakmengertian pada masalah yang sesungguhnya. Sejalan dengan pengalaman, saya makin lama makin menyadari bahwa sebenarnya kepercayaan itu begitu kecil dan rapuh, seperti cahaya lilin di tempat berangin.

Saya sangat ingin melihat orang melihat dan berkomunikasi kepada orang terinfeksi HIV dengan cara yang sama mereka melakukannya kepada orang dengan flu. Maksud saya tanpa rasa takut, diskrimisai atau menghakimi.

Suzana

Seks

Kita tidak perlu berhenti berhubungan seks hanya karena kita terinfeksi HIV, tetapi yang penting kita harus melakukannya secara aman.

Seks melalui vagina dan dubur dapat mengakibatkan kulit atau selaput alat kelamin luka atau lecet. Seks yang aman berarti menghindari agar darah, air mani, atau cairan vagina yang terinfeksi HIV tidak masuk ke tubuh pasangan kita melalui luka atau lecet tadi. Ini berarti kita harus memakai kondom setiap kali bersanggama. Pada seks oral (memakai mulut), walaupun risikonya kecil, perlu diperhatikan bahwa luka atau radang pada mulut dan gusi dapat menjadi jalan masuk HIV.

HIV Stop di Sini’

Pasti tidak ada satu pun orang di antara kita yang ingin agar pasangan kita mengalami nasib seperti kita. Pasti kita ingin agar virus di tubuh kita tidak menular pada orang lain. Oleh karena itu, diluncurkan prakarsa ‘HIV Stop di Sini’, untuk memotong rantai penularan HIV.

Memang ada banyak tantangan terkait ‘HIV Stop di Sini’, yang dapat sulit dihadapi. Namun ada banyak manfaat buat kita bila kita berupaya untuk mendukung prakarsa ini, termasuk kesempatan untuk mengubah persepsi masyarakat mengenai Odha.

Manfaat seks aman

  • Melindungi diri kita dari infeksi menular seksual misalnya gonore (GO) atau sifilis, yang akan mempengaruhi kesehatan kita
  • Melindungi pasangan seks kita dari HIV
  • Jika pasangan kita juga HIV-positif, seks aman dapat menghindari kita terinfeksi ulang dengan tipe atau jenis HIV yang lain

Kondom

Memakai kondom dengan benar termasuk seks yang aman. Kondom yang dipakai secara benar adalah efektif untuk menghindari masuknya air mani, cairan vagina, atau darah ke dalam tubuh kita atau pasangan kita saat berhubungan seks. Jadi bukan sekadar menghindari kehamilan saja. Virus juga tidak dapat lewat atau menembusi kondom yang kondisinya baik.

Perhatikan tanggal kedaluwarsa yang tertera pada bungkus kondom. Waktu membuka bungkusnya, perhatikan jangan sampai kondom ikut tersobek. Pakai kondom begitu ereksi terjadi. Setelah ejakulasi, lepaskan kondom ketika penis masih tegang untuk menghindari air mani tumpah ke luar. Ikat kondom yang sudah terpakai dan buang di tempat sampah. Pakai kondom baru tiap kali berhubungan seks.

Jika memakai pelicin, pakai yang berbahan dasar air, misalnya KY Jelly, Aquagel atau Sutra lubricant. Jangan memakai pelicin yang mengandung minyak, misalnya baby oil atau krim pelembab tubuh, karena pelicin ini dapat mengakibatkan kondom rusak.

Kesehatan perempuan

Belum banyak dilakukan penelitian ilmiah mengenai HIV dan AIDS secara khusus pada perempuan. Walaupun begitu, kita tetap dapat memberi perhatian lebih pada hal-hal mengenai kesehatan perempuan. Beberapa gangguan kandungan (ginekologis) yang patut diperhatikan di antaranya:

  • Radang jamur kandida dapat timbul di vagina yang mengakibatkan rasa tidak nyaman, gatal, selain lelah. Menghindari makanan dengan ragi dan gula berlebihan dapat membantu memulihkan radang ini.
  • Masa haid yang tidak teratur dapat terjadi terkait HIV, terutama jika tingkat kesehatan kita sudah rendah. Jika terjadi, sebaiknya dibahas dengan dokter.
  • Tes Pap (Pap smear) adalah tes yang dapat menemukan adanya sel-sel penyebab kanker leher rahim. Tes Pap dianjurkan dilakukan secara teratur sedikitnya setiap tahun. Hasil tes yang menunjukkan kelainan dapat segera mendapatkan tindak lanjut sehingga tumbuhnya kanker dapat dihindari. Hasil yang tidak normal dapat juga menandakan infeksi vagina.

Keturunan

Menjadi terinfeksi HIV tidak sama sekali mengurangi hak kita untuk mendapatkan keturunan. Namun pasti ada beberapa keraguan yang muncul terkait mempunyai anak.

Kehamilan

Perempuan yang HIV-positif mungkin memikirkan bersama suami/pasangan tentang kehamilan, atau mungkin sedang hamil. Banyak perempuan mengkhawatirkan risiko bayinya tertular HIV. Ada juga kekhawatiran tentang pengaruh bagi kesehatan sang ibu sendiri, walaupun penelitian baru tidak sepenuhnya mendukung dugaan ini.

Perempuan dengan HIV tidak perlu merasa gagal atau tidak sempurna. Walaupun ada hal-hal yang harus dipertimbangkan secara matang ketika merencanakan kehamilan, risiko bayi juga menjadi terinfeksi HIV adalah di bawah 30%. Risiko ini dapat diturunkan dengan memakai obat. Sebaiknya kita mencari informasi lebih lanjut jika kita mempertimbangkan memperoleh keturunan atau sedang hamil.

Keputusan mengenai kehamilan adalah keputusan kita sendiri, bersama pasangan kita. Dalam konseling, jangan sampai kita merasa dipaksa untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan. Menjadi terinfeksi HIV tidak mempengaruhi atau mengubah hak kita.

Semua bayi yang lahir dari ibu yang HIV-positif memiliki antibodi terhadap HIV dari ibunya. Walaupun begitu, tidak berarti semua bayi tersebut telah terinfeksi HIV. Status HIV bayi yang sebenarnya bisa terlihat paling lambat waktu usianya 18 bulan.

Ada informasi lebih lanjut pada buku kecil Spiritia ‘HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan.’

Obat ‘ajaib’

Banyak dari kita yang berhubungan dengan dukun atau orang pintar. Kita tidak boleh menolak kemungkinan adanya keajaiban, tetapi belum pernah tercatat bahwa AIDS dapat disembuhkan – dengan cara apa pun. Kabar bahwa ada orang dengan AIDS yang telah disembuhkan, setelah diteliti, ternyata salah.

Berpikirlah masak-masak dan dengan hati-hati jika ada yang menawarkan penyembuhan. Sebelum kita bersenang hati telah dinyatakan disembuhkan, periksalah darah kita untuk membuktikannya. Penyembuhan palsu lebih berbahaya dan lebih menghancurkan akibatnya daripada belajar menjalani hidup dengan HIV ini.

Binatang peliharaan

Seseorang yang kondisi kesehatannya kurang baik kadang merasa bahwa ia tidak boleh memelihara binatang. Walaupun memang binatang dapat membawa penyakit, melepaskan persahabatan dengan binatang yang disayangi tidak selalu diharuskan. Kasih sayang yang terjalin antara kita dengan binatang peliharaan bermanfaat bagi kita secara emosional maupun fisik.

Pertimbangkan antara manfaat dan risiko dari memelihara binatang. Risikonya adalah tertular virus, bakteri atau parasit yang mungkin hidup pada binatang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika kita hidup dengan binatang peliharaan. Yang terpenting adalah kebersihan, yaitu kebersihan binatang tersebut, kita sendiri, dan lingkungan tempat tinggal. Berhati-hatilah jika membersihkan kotorannya; jangan sampai menyentuh langsung, atau mintalah bantuan orang lain.

Kita tidak bisa menularkan HIV pada binatang peliharaan kita. Sebaliknya binatang tidak bisa menularkan HIV ke orang lain. Jika kondisi kita sedang tidak begitu sehat, ada baiknya kita kenal seseorang yang dapat mengurus binatang kesayangan kita. Membahas dengan dokter tentang apa saja yang harus kita melakukan agar kita dan binatang kita tetap sehat.

Dukungan sebaya

Dukungan sebaya adalah dukungan yang didapat dari atau diberikan oleh orang yang pernah atau juga sedang mengalami hal yang sama dengan kita.

Berada bersama dengan mereka (disebut “kelompok dukungan sebaya” atau KDS), kita akan merasakan suasana yang terjaga kerahasiaannya dan tidak menghakimi. Kita dapat berbincang-bincang tanpa harus menyembunyikan status HIV kita, berbagi perasaan, pikiran, dan pengalaman, serta bertukar informasi yang ada hubungan dengan HIV/AIDS.

KDS juga dapat menjadi wadah bagi kita yang ingin terlibat dalam kegiatan seperti mengupayakan untuk kepentingan Odha, dan ambil bagian dalam acara, baik sebagai pembicara maupun peserta.

Ada lebih dari 200 KDS di seluruh Indonesia, dengan harapan akan dibentuk KDS di setiap kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Untuk daftar KDS yang terakhir, klik di sini.

Kelompok dukungan sebaya sebenarnya salah satu terapi nonmedis. Berbagi masalah dan berpikir serta mencari jalan keluar bersama sudah kita kenal sejak lama, dan dapat membuat orang tertolong secara emosional dan secara praktis.

Ada kelompok yang khusus bagi orang terinfeksi HIV saja, ada pula yang melibatkan orang-orang dekat seperti keluarga, teman, ataupun juga melibatkan relawan.

Tidak ada rumus khusus untuk membentuk kelompok dukungan, namun ada satu prinsip yang sudah dibuktikan berkali-kali. Cara yang sudah terbukti dapat menjawab kebutuhan orang terinfeksi HIV di dalam kelompok itu dan memastikan efektifitas keberadaan kelompok ini adalah merancang program dan bentuk kelompok yang berpusat pada klien, yaitu orang terinfeksi HIV yang menjadi anggotanya. Rancang program, kegiatan, dan bentuknya dengan memperhitungkan kapasitas dan keterbatasan serta realita kelompok itu sendiri.

Tantangan yang utama adalah kesulitan orang terinfeksi HIV mengakses atau menghubungi satu sama lain. Membangun kontak dan rasa percaya sulit, dimana diperlukan bantuan pihak luar seperti konselor, dokter, klinik, dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).

Suzana

Langkah berikut

Kalau kita ‘kena’ penyakit apa saja, kita cenderung ingin langsung diobati. Tetapi seperti sudah dibahas, kita dapat hidup bertahun-tahun dengan HIV tanpa mengalami masalah kesehatan apa pun, dan selama masa tanpa gejala itu, HIV kita umumnya tidak diobati.

Walau begitu, sebaiknya kita secepatnya mengunjungi dokter yang berpengalaman dengan HIV, untuk pemeriksaan awal. Cara terbaik untuk menemukan dokter adalah dengan pergi ke rumah sakit rujukan ARV, yang sekarang tersedia di semua provinsi. Kalau kita sudah melibatkan diri dengan kelompok dukungan sebaya (KDS), teman-teman di KDS dapat membantu kita bertemu dengan dokter yang cocok.

Pada pemeriksaan awal, dokter akan menanyakan mengenai riwayat kita, akan melakukan pemeriksaan fisik, dan akan merujuk kita ke laboratorium untuk dilakukan beberapa tes, termasuk tes darah. Tes darah ini kemungkinan akan termasuk tes CD4. Pemeriksaan awal ini menyediakan informasi mengenai kesehatan kita secara umum, dan juga menunjukkan stadium penyakit kita.

Tergantung pada jumlah CD4 dan stadium infeksi, mungkin kita dianggap memenuhi kriteria untuk mulai terapi antiretroviral (ART). ART tersedia gratis untuk semua orang di Indonesia yang memenuhi kriteria tersebut melalui rumah sakit rujukan. Namun kemungkinan ada biaya pendaftaran, dan mungkin biaya lain, walau dengan Jamkesmas kemungkinan ada keringanan.

Dan walau kita belum membutuhkan ART, sebaiknya kita tetap periksa ke dokter setiap enam bulan, agar kesehatan kita dapat dipantau, dan kita dapat mulai ART sebelum kita jatuh sakit dengan infeksi oportunistik yang berat.

Spiritia

Spiritia didirikan sebagai organisasi dukungan sebaya untuk semua orang yang hidup dengan HIV/AIDS dan yang terpengaruh HIV/AIDS (misalnya keluarga, pasangan atau pendamping Odha yang lain), tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, kepercayaan, latar belakang pendidikan dan ekonomi, serta orientasi seksual. Saat ini, Spiritia lebih bekerja sama dengan KDS di seluruh Indonesia.

Spiritia didirikan berdasarkan asas pemberdayaan orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Tujuan adalah agar kita dapat benar-benar terlibat dalam kehidupan kita sendiri, kesehatan kita sendiri, dan upaya penanggulangan HIV/AIDS secara lebih luas. Dengan pemberdayaan ini, hidup kita menjadi lebih berarti.

Akhir kata

Yang penting bukanlah yang sudah hilang

Yang penting adalah yang masih ada

Ketika kita pikir kita telah kehilangan segalanya

Ingatlah, masih tertinggal masa depan

Jangan hilang semangat untuk menjalaninya, kawan!

Saturday 27 March 2010

Bukan Teror Sarung dan Peci

 

clip_image001

VIDEO amatir itu berdurasi 75 menit 34 detik. Dibuka dengan kaligrafi arab mengutip ayatayat suci al-Quran, disusul satu demi satu cuplikan gambar kekerasan yang melibatkan umat Islam di Indonesia. Lagu nasyid berirama cepat berkumandang jadi latar belakang. Liriknya berulang-ulang mengajak muslim berjihad.

Lima belas menit pertama video itu penuh berisi sejarah bentrok antara kelompok Islam garis keras dan aparat keamanan di Tanah air. Dimulai dari penyerbuan tentara ke kelompok pengajian garis keras pimpinan Warsidi di Talangsari, Lampung, 1989, kasus Tanjung Priok, konflik di ambon, sampai aksi polisi memberangus kelompok militan yang berbasis di Pesantren Tanah runtuh di Poso, Sulawesi Tengah, tiga tahun lalu.

Tubuh-tubuh yang terkoyak senjata, wajah-wajah babak-belur, dan isak tangis sengaja diberi fokus dan diulangulang. Dalam video itu, Indonesia tampak mirip afganistan. Pada menit ke-20, muncul inset gambar dari khotbah abdullah Yusuf azzam, teolog Palestina yang pertama kali mengobarkan jihad di afganistan. azzam disebut-sebut sebagai mentor Usamah bin Ladin, pemimpin al-Qaidah asal arab Saudi. Teks terjemahan Indonesia dari khotbah azzam muncul di bagian bawah gambar. ”Tak ada alasan untuk tidak berjihad,” kata azzam dalam video itu.

Setelah azzam, gambar lalu pindah ke suasana kamp latihan militer—biasa disebut tadrib dalam konsep Jamaah Islamiyah—di sebuah perbukitan. Petunjuk peta di awal adegan ini memastikan lokasi kamp ada di Nanggroe aceh Darussalam. Sekitar 30 pemuda tampak berlatih baris-berbaris, lompat halang rintang, sampai menembak. ratarata berpakaian hitam-hitam, dengan perlengkapan seadanya. Badannya kurus dan kecil-kecil, tak tampak seperti tentara.

Setelah latihan, mereka bergerombol makan bersama: dua sampai tiga orang berbagi nasi dari satu piring plastik. Beberapa makan langsung dari wajan. Lauknya satu-dua potong ikan asin sebesar ujung jempol. Sesekali terdengar teriakan nyaring, ”Masya allah, enak sekali makanan ini.” adegan berikutnya adalah khotbah pentolan kamp pelatihan. Duduk bersila di bawah tenda terpal hijau, tangan kiri si pengkhotbah memegang erat sepucuk senapan aK-47.

Di belakang, satu pengikut membentangkan bendera hitam bertulisan kalimat syahadat dalam aksara arab. Sang tokoh dengan berapi-api bercerita nikmatnya menjadi mujahidin. ”Di sini tak ada televisi yang merusak akhlak, tidak ada musik, tidak ada aurat untuk dipandangi,” katanya. Sesekali nada suara meninggi, seperti menjerit. ”ayo ikhwan, tunggu apa lagi? ayo bergabung, jangan berjihad dengan sarung dan peci.”

Memasuki dua menit terakhir, barulah suara si orator merendah. ”Di sini kami makan kepala ikan asin, yang biasa kalian berikan kepada kucing dan ayam. Di sini kecap sangat berharga. agar tak berat kami makan nasi yang keras...,” katanya mengiba. Video itu lalu ditutup dengan tulisan besar: ”Mendukung, membantu, mendoakan, infaq fi sabillilah… adalah keharusan yang tidak ada udzur ketika jihad hukumnya fardhu'ain.” akhir Februari lalu, Detasemen Khusus 88 Mabes Polri menggerebek kamp pelatihan di Bukit Jalin, Kecamatan Jantho, aceh Besar, itu. Lebih dari 30 peserta pelatihan ditangkap, dan empat pelatihnya ditembak mati. Dari penyerbuan itu, polisi menyita sejumlah dokumen, kamera, laptop, dan belasan pucuk senjata api.

Sepekan setelah itu, sebuah pesan muncul di satu situs Internet milik kelompok militan. Isinya singkat, cuma dua paragraf. Siaran pers itu diawali penjelasan: ”Kami, Tanzim al-Qaidah Indonesia Wilayah Serambi Mekah ... sampai hari ke-10 pengejaran thagut, kami dapat bertahan melanjutkan jihad meskipun sebagian saudara kami ada yang tertawan dan syahid.”

Nama kelompok ini belum pernah terdengar. Dari sejumlah peserta tadrib yang buka mulut, jejak jejaring kelompok ini diendus sampai Jakarta. awal Maret lalu, polisi menyerbu dan menembak mati seorang pria berjenggot di warung Internet Multiplus di Pamulang, Banten. Belakangan ketahuan pria itu adalah Dulmatin, buron polisi nomor wahid setelah bom Bali pertama 2002. Yang belum jelas betul adalah bagaimana kelompok baru ini terbentuk.

Pasted from <http://tempointeraktif.com/khusus/selusur/teroris/>

Bukan Teror Sarung dan Peci (2)

clip_image002

Akhir Januari 2009, perbukitan Cot Kareung, hanya 6 kilometer di luar kota Lhokseumawe. Seratusan pemuda tanggung—ada yang bercelana loreng, berbaju kaus, dengan aneka jenis sepatu— melompat dan merunduk di bawah arahan seorang pria setengah baya. Si instruktur menutup seluruh wajahnya dengan kain bermotif kotak hitamputih, menyisakan sepasang matanya yang melotot, awas mengawasi muridmuridnya berlatih bela diri. Bercelana loreng, si pelatih mengenakan rompi bertulisan ”polisi” di punggungnya.

”Ini pelatihan laskar Front Pembela Islam yang akan kami kirim ke Jalur Gaza,” kata Tengku Muslim atthahiri, ulama muda pemimpin Dayah Darul Mujahiddin, yang mengorganisasi latihan itu. Koresponden Tempo, Imran M.a., menemuinya seusai latihan, setahun lalu. Ketika itu, Israel memang tengah habis-habisan membombardir wilayah Palestina yang dikuasai Hamas itu. ”Kami merasa terpanggil berjihad di sana,” katanya. atthahiri adalah Sekretaris FPI aceh.

Total ada 125 pemuda yang dilatih. Mereka berasal dari seluruh aceh dan mendaftar setelah membaca pengumuman Front Pembela Islam di surat kabar. ”Sebenarnya ada 500 lebih yang mendaftar,” kata atthahiri. Latihan dilakukan empat hari empat malam, di Bukit Cot Kareung, persis di belakang kompleks Pesantren Darul Mujahiddin. Ketika diwawancarai pada 2009, atthahiri mengaku mendatangkan dua instruktur bela diri dan satu pelatih militer dari Jakarta. Salah satu pelatih saat itu adalah Sofyan Tsauri—pentolan al-Qaidah aceh yang kini tertangkap.

Sofyanlah yang mengenakan rompi ”polisi” dan menutup mukanya ketika memimpin latihan setahun lalu. Belakangan terungkap, dia memang brigadir polisi yang desersi dari Polres Depok pada 2008. Beberapa peserta pelatihan ingat saat itu Sofyan sangat tertutup. ”Selesai latihan, tidak pernah bicara lagi, langsung pulang,” kata satu sumber Tempo.

Ketika dimintai konfirmasi pekan lalu, Tengku Yusuf al-Qardhawi, Ketua FPI aceh, membantah Sofyan adalah instruktur kiriman FPI Pusat di Jakarta. ”Dia sendiri yang datang kepada kami, mengaku bekas mujahidin di afganistan dan Mindanao,” kata Yusuf. Karena memang membutuhkan pelatih militer, tawaran bantuan dari Sofyan diterima begitu saja.

Awal Februari 2009, Yusuf dan 15 lulusan terbaik pelatihan militer di Cot Kareung datang ke Petamburan, markas FPI Pusat di Jakarta. Sofyan ikut bersama mereka. ”rencananya, 15 orang ini ikut pendidikan pemantapan dua pekan di Jakarta,” kata Yusuf. Tapi, Maret 2009, rencana ke Palestina akhirnya batal. Bukannya pulang kampung kembali ke aceh, sebagian relawan jihad ini malah memilih tinggal di Ibu Kota. ”Tujuh orang tidak mau pulang,” kata Yusuf. Mereka yang tinggal inilah yang belakangan bergabung dengan Sofyan di kamp pelatihan Tanzim al-Qaidah aceh.

Simpul Sofyan dan anak-anak didikannya di kamp pelatihan militer FPI bersentuhan dengan Tanzim al-Qaidah aceh lewat pengajian garis keras aman abdurrahman. Dia adalah ustad yang pernah ditahan di LP Sukamiskin, Bandung, karena terlibat kursus pembuatan bahan peledak di Cimanggis, Depok, awal 2004.

Selain Sofyan, Yudi Zulfahri— juga bagian dari kelompok al-Qaidah aceh—adalah pengikut pengajian abdurrahman. Sumber Tempo menuturkan, sejak ditahan di LP Sukamiskin, abdurrahman amat dekat dengan selsel kelompok militan teror. Salah satu jejaringnya adalah abdullah Sunata. Sunata adalah mantan pemimpin Komite Penanggulangan Dampak Krisis (Kompak) yang aktif menggalang konflik di ambon dan Poso. Sunata ditangkap polisi pada Juli 2005 karena memiliki senjata tanpa izin. Dia divonis tujuh tahun penjara dan dibui di LP Cipinang.

”Saya kaget Sunata aktif lagi, karena dia baru saja bebas,” kata asep Jaja, kawan seangkatan Sunata saat berperang di ambon. asep sekarang dihukum penjara seumur hidup di LP Porong, Jawa Timur.

Pasted from <http://tempointeraktif.com/khusus/selusur/teroris/page02.php>

Bukan Teror Sarung dan Peci (3)

clip_image003

Masuknya Sunata dalam jaringan al- Qaidah aceh membawa banyak manfaat. Dia menguasai simpul-simpul mujahidin yang pernah aktif di Kompak, baik ketika mereka beraksi di Poso, ambon, maupun Mindanao, Filipina. Kuat diduga, Sunatalah yang membawa Dulmatin pulang. ”Mereka memang dekat sejak sama-sama di ambon,” kata asep Jaja.

Selain membawa Dulmatin, Sunata mengajak arham dan Jaja—dua pentolan al-Qaidah aceh yang tewas tertembak di Leupueng, aceh Besar, dua pekan lalu. Dua orang ini adalah bagian dari lingkaran dalam rois alias Iwan Darmawan, pelaku utama bom di Kedutaan australia. ”Mereka dari kelompok Darul Islam di Banten,” kata Noor Huda Ismail, Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian, lembaga yang mengamati gerakan teror di Indonesia.

Terbukti, meski saat ini tengah menanti hukuman mati di LP Cipinang, rois aktif berkomunikasi dengan jejaring aceh. Delapan telepon selulernya baru disita polisi bulan lalu. ”Dia berhubungan dengan Sapta alias Syailendra,” kata sumber Tempo, seorang perwira di Mabes Polri (lihat ”Sapta dari Gang Buana”).

Tak hanya itu, sel-sel Jamaah anshari Tauhid (JaT)—kelompok baru yang didirikan abu Bakar Ba’asyir selepas pengunduran dirinya dari Majelis Mujahiddin Indonesia—juga ikut ”bermain” di aceh. Nama Ubaid alias Luthfi Hudaeroh dan Deni alias Faiz, misalnya, sudah dirilis polisi sebagai buron al-Qaidah aceh. ”Suara khotbah di video al-Qaidah aceh adalah suara Ubaid,” kata sumber Tempo.

Ubaid dan Deni bukan orang sembarangan. Mereka seangkatan dengan Urwah dan Jabir, yang sudah tertembak mati dalam pengejaran polisi. Keempatnya adalah alumni Universitas an-Nur atau Mahad aly di Solo, Jawa Tengah, yang juga dikenal sebagai pengawal setia Noor Din M. Top.

al-Qaidah aceh ini tampaknya berhasil menggabungkan sel dari Kompak, Darul Islam, dan JaT dalam satu wadah gerakan. ”Jejaring baru di aceh ini benarbenar membingungkan, semua kelompok lebur jadi satu,” kata Huda Ismail.

Meski petanya melebur, polisi yakin pola rekrutmen terorisme setelah kematian Noor Din pada September 2009 tidak berubah. ”Jalurnya tetap tiga: persahabatan, garis keluarga, dan hubungan guru-murid,” kata satu perwira yang menolak disebut namanya. Pola rekrutmen dengan pertalian keluarga sudah dilakukan sejak dulu: hubungan kawin-mawin dan persaudaraan di antara sesama penganut ajaran garis keras. Dua paman Iwan Dharmawan alias rois, yakni Kang Jaja dan Saptono, misalnya, aktif di al-Qaidah aceh. Jaja sendiri belakangan merekrut keponakannya yang lain, Ibnu Sina.

Ibnu, 17 tahun, pemuda dari Pandeglang, Banten, kabarnya disiapkan sebagai pelaku peledakan bom bunuh diri (lihat ”Eksekusi!”). Pola rekrutmen lewat hubungan persahabatan tampak dari masuknya Yudi Zulfahri—orang aceh yang melakukan survei awal untuk lokasi kamp militer di Jantho. Dia diajak oleh Gema awal ramadhan. Keduanya sama-sama alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) di Jatinangor, Bandung. Yudi dan Gema saat ini sudah ditahan polisi. Yudi belakangan mengajak Sofyan Tsauri.

Gema mulai dekat dengan kelompok Islam garis keras lewat pengajian aman abdurrahman. Saat abdurrahman dibui di LP Sukamiskin, kebetulan Gema juga ditahan di sana setelah terlibat penganiayaan siswa STPDN, Wahyudi, pada 2007.

Laporan International Crisis Group pada November 2007 menyebutkan, ”Gema dan sejumlah siswa STPDN yang ditahan di penjara itu langsung tertarik pada ajaran garis keras abdurrahman.” Masuknya Gema mewakili pola rekrutmen melalui hubungan guru-murid. Keterlibatan banyak eks narapidana terorisme dan penggunaan penjara sebagai tempat penyebaran ideologi garis keras ini membuat khawatir banyak pihak.

”Kasus terakhir di aceh ini memang menandakan ada kelemahan dalam proses penanganan narapidana terorisme di Indonesia,” kata Huda Ismail. Menurut dia, saat ini ada sekitar 350 mujahidin eks afganistan di seluruh Indonesia. ”Tanpa penanganan yang benar, jejaring baru akan terus berkembang,” katanya.

Wahyu Dhyatmika, Budi Setyarso (Jakarta), Kukuh S. Wibowo (Surabaya), Imran (Lhokseumawe), adi Warsidi (Banda aceh)

Pasted from <http://tempointeraktif.com/khusus/selusur/teroris/page03.php>

Sapta dari Gang Buana

clip_image004

Gang sempit di belakang Kanal Banjir Barat itu langsung ramai begitu Markas Besar Kepolisian republik Indonesia mengumumkan selikur nama yang terlibat baku tembak di Desa Bayu, aceh Besar, pada 10 Maret lalu. Nama di baris pertama adalah Syailendra ady Sapta bin robert Bakri alias Ismet alias abu Mujahid, 40 tahun.

Syailendra adalah bekas tetangga mereka di Gang Buana Nomor 11 rT 12 rW 4, Petamburan, Jakarta Pusat. Mantan preman ini tinggal di daerah itu sejak 1986. ”Sejak masih SMP,” kata Yadi, Ketua rT 12, rabu pekan lalu. Tetangga dekat rumah Syailendra, Malik, juga terkesiap begitu melihat foto Syailendra terpajang. ”Saya yakin itu Sapta,” kata Malik, 40 tahun, rabu pekan lalu. ”Dia sering berbicara dengan saya.” rumah Malik hanya berselang dua rumah dari rumah Syailendra.

Pada 1998, Syailendra pernah bekerja sebagai anggota satuan pengaman di Metro Plaza Senayan. Ketika melamar pekerjaan itu, ia meminjam ijazah sekolah menengah atas milik Oji, teman masa remajanya. ”Karena saya pikir buat bantuin temen, ya saya pinjemin,” ujar Oji. Sudah lima belas tahun Oji tidak pernah berkomunikasi dengan Syailendra.

Baru bekerja enam bulan, Syailendra diberhentikan. ”Dia membawa motor komandannya, tapi tidak dikembalikan,” Yadi bercerita. Sejak itu kegiatan Syailendra tak jelas. ”Dia hanya mondar-mandir Jakarta Pandeglang,” Yadi menambahkan.

Setelah rumah di Gang Buana itu dijual, pada 2007, Syailendra dan keluarganya pindah ke Pandeglang, Banten. Kebetulan istri Syailendra, audiah, berasal dari daerah Cikedal, Pandeglang. Sekarang, oleh pemilik baru, rumah itu dijadikan kontrakan dengan sepuluh kamar. Menurut warga lain, Yati, audiah hanyalah perempuan biasa. ”Bukan aktivis atau orang yang suka organisasi,” kata Yati, 41 tahun, pedagang bedak yang dagangannya pernah dibeli Syailendra. audiah jarang bergaul dengan tetangga. ”Juga jarang keluar,” Yati menambahkan. Meski sudah dua tahun pindah ke Pandeglang, Syailendra masih sering mengunjungi Gang Buana. ”Puasa tahun kemarin dia masih ke sini, dan ceramah di Musala al-Hidayah,” ujar Yadi. Syailendra juga sering terlihat tidur di Musala ar-rahmah.

Tak jelas kapan Syailendra mulai berubah. Menurut Yadi, mungkin sejak 2000. ”Kalau tak salah, waktu itu abis mabok di Karet Tengsin,” katanya. Menurut Malik, perubahan total terjadi ketika Syailendra baru pulang dari Poso dan ambon. ”Waktu itu, selain sudah pakai baju gamis dan celana bahan, dia bawa handphone banyak,” kata Malik. Mantan preman ini juga sempat membuat kelompok pengajian.

Sebelum pindah ke Pandeglang, Syailendra bercerita kepada kakak perempuannya, ia ikut pengajian bersama Imam Samudra. Kakak perempuan ini bercerita kepada istri Malik, yang bercerita lagi kepada suaminya. Pengajian itu dilakukan pada sekitar 2000. ”Waktu itu kami belum tahu siapa itu Imam Samudra, dan keluarga Sapta sepertinya juga enggak tahu,” ujar Malik.

Paman Syailendra, yang enggan disebut namanya, menyatakan keluarga belum mengambil sikap apa pun setelah penangkapan Syailendra. ”Biar nanti anggota keluarga lain yang merasa berwenang yang bicara,” ujar warga Petamburan itu. Bahkan ia mengaku jarang bertemu dengan Syailendra. ”Saya juga jarang ngobrol sama dia.”

Cheta Nilawaty, Nur resti agtadwimawanti

Pasted from <http://tempointeraktif.com/khusus/selusur/teroris/page04.php>

Eksekusi!

clip_image005

Ingin membebaskan teroris yang ditahan, Dulmatin berencana mengebom Penjara Cipinang. Menjalankan wasiat amrozi dkk.

Surat elektronik itu ditujukan kepada anggota kelompok abu Sayyaf Filipina. Dulmatin alias Joko Pitono menulis pesan di warung Internet Multiplus Pamulang, Banten, beberapa menit sebelum ditembak polisi, 9 Maret lalu. Cuma ada satu kata dalam surat itu: eksekusi.

Dulmatin, menurut sumber di Detasemen 88 antiteror, mengirim pesan kepada anggota kelompok abu Sayyaf sebagai perintah penyerangan. Beberapa anggota kelompok Islam radikal yang beroperasi di Filipina Selatan ini disebut-sebut telah berada di Indonesia dan siap bergerak. Pesan eksekusi dikirim sebagai balasan terhadap polisi yang menembak mati rekan Dulmatin dalam penggerebekan di aceh beberapa hari sebelumnya. ”Dia memberikan perintah serangan pembalasan,” ujar sumber Tempo.

Polisi menggerebek lokasi latihan militer pada 22 Februari di Bukit Jalin, aceh Besar. Dalam dua pekan operasi, polisi menangkap dan menembak mati sejumlah tersangka. Kepala Badan reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Polisi Ito Sumardi mengatakan bahwa polisi masih memeriksa surat elektronik Dulmatin itu. Polisi telah mengangkut komputer yang dipakai Dulmatin di warung Internet.

Sasaran Dulmatin dkk juga masih diselidiki. ”Belum kami ketahui karena Dulmatin keburu tewas,” ujar Ito. Dari Pamulang, Dulmatin mengendalikan pelatihan militer di aceh serta perlawanan terhadap polisi. Sumber Tempo di kepolisian mengatakan Dulmatin menggunakan Internet sebagai alat komunikasi dengan jaringannya di aceh dan Filipina.

Pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, ini berkomunikasi dengan fasilitas chatting di sebuah situs. Dari pengakuan sejumlah tersangka diperoleh informasi bahwa target Dulmatin adalah membebaskan koleganya yang berada di Penjara Cipinang. Dulmatin juga berencana mengebom sejumlah tempat lain—belum diketahui di mana. rencana detail aksi itu belum sempat dibuat karena Dulmatin keburu didor.

Diduga Dulmatin melanjutkan wasiat amrozi, ali Ghufron, dan Imam Samudra. Trio bomber yang dieksekusi pada November 2008 itu menyebutkan sejumlah nama pejabat, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai sasaran aksi. ”Wajib bagi kalian membunuh individu yang terlibat eksekusi,” demikian bunyi wasiat itu.

Pesan amrozi, ali Ghufron, dan Imam Samudra itu juga menjadi pegangan Noor Din Top. rencana aksi Noor Din tersimpan dalam laptop yang ditemukan polisi setelah warga Malaysia itu ditembak mati. Noor Din memang mengincar Presiden dengan memilih rumah di Jatibening, Bekasi, dekat kediaman Presiden di Cikeas, sebagai tempat penyimpanan bahan peledak dan senjata.

Berbeda dengan Noor Din, Dulmatin menggunakan pola baru dalam mencapai sasarannya. Ia mendidik anggotanya latihan militer. Sumber polisi mengatakan Dulmatin dkk sudah merekrut pasukan berani mati atau istimata. anggota laskar ini nantinya bisa disiapkan sebagai pembawa bom bunuh diri. Laskar ini lain dengan ”pengantin” Noor Din M. Top yang lebih hanya diberi motivasi mental sebelum menjalankan aksinya.

Pasukan berani mati yang disebutsebut sudah disiapkan Dulmatin adalah Ibu Sina, 17 tahun. Pemuda asal Pandeglang, Banten, itu masuk karena ajakan Jaja, pamannya. ”Ia tak memiliki track record masuk kelompok radikal,” ujar sumber Tempo. ”Sengaja dipilih supaya nanti sulit dilacak.” Menurut sumber itu, Dulmatin juga telah memerintahkan anggotanya menggalang dana dengan menggunakan kekerasan atau fa'i. Kelompok ini diduga telah melakukan perampokan di Padang.

Yandi M.r., Budi Setyarso, Cornila Desyana

 

Jejak Dulmatin

 

d from <http://tempointeraktif.com/khusus/selusur/teroris/page06.php>

Gejala Stroke yang Sering Diremehkan

 

Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
Ilustrasi (Foto: NYTimes)

Jakarta, Stroke adalah penyakit yang menakutkan karena dapat menyebabkan kecacatan dan penderitaan baik bagi diri sendiri maupun keluarga, dalam jangka waktu yang lama bahkan seumur hidup. Sayangnya banyak gejela stroke yang sering diremehkan.
Sebaiknya kenali gejala stoke sejak dini, agar tidak terserang stroke total. Stroke menjadi penyakit penyebab kecacatan nomor 1 dan penyebab kematian nomor 3 di dunia.
Banyak definisi yang diberikan orang awam untuk penyakit stroke. Kelumpuhan sebelah, koma, kejang atau bicara pelo. Tapi definisi stroke menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah terjadinya defisit neurologis mendadak (bukan perlahan), yang menetap lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor pembuluh darah atau sirkulasi, yaitu adanya penyumbatan atau pendarahan pada pembuluh darah.
"Defisit neurologis adalah gejala awal pada pasien stroke yang biasanya sering diabaikan. Defisit neurologis akan diketahui oleh pasien sendiri atau keluarga pasien, maka sebaiknya disadari sedini mungkin," kata dr Ashwin M. Rumawas, dokter spesialis saraf RS Royal Taruma pada seminar awam Kenali Gejala Stroke Secara Dini, di RS Royal Taruma, Jakarta, Sabtu (27/3/2010).
dr Ashwin menjelaskan, biasanya pasien atau keluarga pasien akan mengabaikan gejala-gejala awal ini, sehingga ketika mereka sudah menyadarinya dan membawa ke rumah sakit, stroke yang diderita sudah cukup parah dan menyebabkan stroke total yang susah untuk disembuhkan.
Menurut dr Ashwin, gejala defisit neurologis yang sering diabaikan meliputi:
Perubahan dan penurunan kesadaran
Ada tingkatan dalam kesadaran yaitu:

  1. Compos mentis, yaitu ketika seseorang masih tersadar penuh
  2. Apatis, yaitu kurangnya respons terhadap keadaan sekeliling, biasanya ditandai dengan tidak adanya kontak mata atau mata terlihat menerewang dan tidak fokus
  3. Somnolen, yaitu keadaan dimana seseorang sangat mudah mengantuk dan tidur terus-menerus, tetapi masih mudah untuk dibangunkan
  4. Sopor, yaitu kondisi tidak sadar atau tidur berkepanjangan, tetapi masih memberikan reaksi terhadap rangsangan (rasa sakit).
  5. Koma, yaitu kondisi tidak sadar dan tidak ada reaksi terhadap rangsangan apapun.

Gangguan fungsi luhur

Gejala-gejala ini paling sering diabaikan oleh pasien atau keluarga pasien, karena dianggap hanya gangguan biasa yang bisa sembuh dengan sendirinya.
Cirinya:
  1. Gangguan bahasa (afasia), yaitu kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mengerti bahasa yang biasa digunakannya sehari-hari.
  2. Gangguan mengenal tata ruang (gangguan visuospatial), yaitu kondisi dimana seseorang menganggap semua benda berada pada bidang datar, sehingga ia merasa cukup hanya dengan menjangkau dengan tangan tanpa beranjak, walaupun benda tersebut berada 5 m di depannya.
  3. Gangguan berhitung (akalkulia), yaitu jika seseorang tiba-tiba kehilangan kemampuan berhitung dengan soal mudah sekalipun.
  4. Gangguan menulis (agrafia), yaitu jika seseorang tiba-tiba tidak bisa menulis namun masih bisa membaca.
  5. Gangguan membaca (alexia), yaitu jika seseorang tiba-tiba tidak bisa membaca namun bisa menulis.
  6. Gangguan mengenal nama orang atau barang (anomia), bahkan dengan orang atau barang yang sering ditemuinya
  7. Gangguan memori (amnesia)

Gangguan sensorik
  1. Hemihipestesia (baal atau kurangnya sensitifitas pada 1 sisi)
  2. Hemiparestesia (kesemutan 1 sisi)
  3. Kesemutan sekitar mulut
  4. Gangguan pengecapan atau lidah
  5. Nyeri pada satu sisi tubuh

Kejang
  1. Kejang fokal, yaitu kejang pada salah satu bagian tubuh (kanan atau kiri saja)
  2. Kejang umum, yaitu kejang pada seluruh tubuh
  3. kejang absans, yaitu kejang disertai waktu jeda dan kemudian kejang lagi secara berulang-ulang

Gangguan lapang pandang penglihatan
  1. Buta mendadak 1 mata atau 2 mata
  2. Gelap 1 sisi lapang pandang atau terdapat spot hitam di sekitar pandangan

Gangguan motorik
  1. Hemiparesis (lemah sebelah badan, tangan kaki kanan atau kiri saja)
  2. Quadriparesis (lemah keempat anggota badan, tangan kaki kanan dan kiri)
  3. Paraparesis (lemah kedua kaki)
  4. Gangguan gerak otot wajah, biasanya ditandai dengan bentuk bibir yang tiba-tiba miring
  5. Gangguan gerak bola mata (oftalmoplegia)
  6. Gangguan menelan (disfagia)

Nah, sebaiknya Anda mengetahui gejala-gejala diatas dengan baik, sehingga bila Anda atau keluarga Anda mengalami gejal-gejala diatas dapat segera ditangani dengan baik sebelum terlambat. Gejala stroke yang dan terlambat untuk didiagnosa akan menyebabkan terjadinya stroke total yang mungkin tidak bisa disembuhkan.
(mer/ir)

Pasted from <http://health.detik.com/read/2010/03/27/150518/1326784/763/gejala-stroke-yang-sering-diremehkan>

Friday 19 March 2010

Thursday 11 March 2010

Betul Bung Karno Ditodong Jendral?


Walentina Waluyanti – Holland

Pintu kamar Bung Karno diketuk pengawal. Ada  perwira Angkatan Darat yang ingin bertemu presiden. Mereka diutus oleh Suharto. Ada map merah muda di tangan salah seorang jendral. Di dalamnya berisi naskah yang mesti ditandatangani Sukarno.

Naskah itu tidak segera ditandatangani Sukarno. Dia sempat bertanya tentang mengapa kop surat itu dari Markas Besar Angkatan Darat. Seharusnya Surat Perintah itu ber-kop surat kepresidenan. Tapi pertanyaan Sukarno hanya dijawab Jendral Basuki Rachmat, “Untuk membahas, waktunya sangat sempit. Paduka tandatangani saja”.
Kesaksian ini dituturkan Sukardjo Wilardjito, mantan pengawal Presiden Sukarno.  Sesudah jatuhnya Sukarno, Sukardjo pernah dipenjara oleh rezim Orba selama 14 tahun tanpa proses pengadilan, termasuk menjalani beragam penyiksaan, disetrum puluhan kali dan dipaksa mengaku PKI.


Sukardjo Wilardjito

Sukardjo ini pernah mengejutkan orang dengan kesaksiannya yang bersikukuh menyatakan Basuki Rachmat dan Panggabean menodongkan pistol ke muka Sukarno karena bimbang menandatangani. Melihat itu, Sukardjo sebagai pengawal presiden secara refleks mencabut pistol untuk melindungi presiden. Namun meletakkan pistolnya kembali, karena Sukarno tidak ingin melihat pertumpahan darah. Surat yang akhirnya ditandatangani Sukarno itu dikenal kemudian dengan nama Supersemar. Surat Perintah Sebelas Maret. 
Sukardjo juga bersaksi bahwa yang menghadap Sukarno adalah empat jendral dan bukan tiga jendral seperti yang disebutkan selama ini. Keempat jendral utusan Suharto itu adalah M. Yusuf, M. Panggabean,  Amir Machmud dan Basuki Rachmat. Biarpun ada yang masih meragukan kesaksian Sukardjo itu, tapi dia tetap berpegang pada kesaksiannya itu. Kemudian malah menulis kesaksiannya di bukunya berjudul “Mereka Menodong Bung Karno”.

Kesaksian Sukardjo bahwa Sukarno ditodong, pernah dibantah M. Yusuf dan Panggabean sendiri. Kesaksian itu juga dibantah oleh A.M. Hanafi mantan Dubes RI di Kuba, dalam bukunya “Hanafi Menggugat”.  Sehingga kebenaran kesaksian Sukardjo itu masih perlu ditelusuri lagi. Benarkah demikian?
Ditodong atau tidak, rasanya Sukarno bukan orang yang mudah digertak. Bagaimanapun, apapun alasan Sukarno menandatangani naskah Supersemar, pada dasarnya kesaksian Sukardjo  itu  menggambarkan situasi yang tidak kompromistik. Situasi yang membuat Sukarno terjepit. Tak ada waktu bernegosiasi. Pokoknya teken sekarang! Ada bau konspirasi di balik itu.
Dan hasilnya adalah lahirnya Surat Perintah 11 Maret atau Supersemar. Bung Karno menyebutnya dengan istilah SP Sebelas Maret. Sesudah menandatangani surat itu, Bung Karno masih sempat mengatakan, bahwa surat itu mesti dikoreksi kalau keadaan sudah pulih. Permintaan itu tidak pernah terwujud, karena ketika menandatangani surat itu, tanpa disadari Sukarno sedang menandatangani kejatuhannya.
Sesudah penandatanganan Supersemar, boleh dikatakan wahyu sebagai pemimpin seakan sudah tercabut dari Sukarno. Sebagai presiden, Sukarno sudah menandatangani ribuan surat. Tapi tandatangannya di surat yang satu ini, Supersemar, menjadi pedang yang menghunus kekuasaannya sendiri.
Kita tahu, Supersemar adalah surat mandat Sukarno pada Suharto untuk mengamankan negara  yang kacau akibat G30S PKI. Belakangan mandat Supersemar  ini ternyata dijadikan legitimasi untuk mengambil alih kekuasaan yang menyingkirkan Sukarno. Dengan Supersemar itu Suharto memperoleh surat sakti,  kemudian bergerak cepat meraih kursi presiden.
Bung Karno yang sadar bahwa Supersemar ternyata dimanipulasi, dalam pidatonya berteriak “Jangan jegal perintah saya! Jangan saya dikentuti!”. Ini ekspresi kemarahan Sukarno kepada orang-orang yang dianggapnya telah menipunya, melangkahinya dan membangkang perintahnya.

Menjelang kejatuhannya, Bung Karno mulai agak kehilangan kontrol diri. Itu tampak dari pidato-pidatonya yang emosional. Tampaknya Bung Karno mulai frustrasi. Dia sudah mulai merasa ditinggalkan dan dikhianati oleh orang-orang sekitarnya.
Salah satunya yang bikin Sukarno merasa dikentuti, seperti katanya, adalah Supersemar tadi. Bagaimana tidak? Bung Karno merasa Supersemar diplintir! Padahal Supersemar dimaksudkan Sukarno untuk memberi mandat pada Suharto agar segera memulihkan keamanan negara, bukan melengserkannya.
Kecurigaan Sukarno bahwa ada persekongkolan yang berniat  memanipulasi Supersemar,  tercermin dari pidatonya.  Ketika itu Bung Karno mulai melihat tanda-tanda Supersemar yang disebutnya SP 11 Maret  itu mulai “dimainkan” oleh Suharto. Karena itu Bung Karno menekankan berkali-kali, dirinya tidak bermaksud mengalihkan kekuasaannya pada Suharto.
Kata Bung Karno, “Dikiranya SP Sebelas Maret adalah surat penyerahan pemerintahan. Dikiranya SP  Sebelas Maret itu, suatu transfer of sovereignty. Transfer of authority”. Padahal TIDAK! SP Sebelas Maret adalah suatu perintah. SP  Sebelas Maret adalah suatu perintah pengamanan. Perintah pengamanan  jalannya pemerintahan. Pengamanan jalannya ini pemerintahan. Seperti kukatakan dalam pelantikan kabinet. Kecuali itu juga perintah pengamanan keselamatan pribadi Presiden. Perintah pengamanan wibawa Presiden. Perintah pengamanan ajaran Presiden. Perintah PENGAMANAN beberapa hal”.
Berdasarkan pidato Sukarno di atas, timbul kecurigaan orang. Mungkinkah Supersemar “sengaja” dinyatakan hilang? Betulkah naiknya Suharto sebagai presiden adalah inskonstitusional karena bertentangan dengan amanat Supersemar? Dan karenanya Supersemar mesti lenyap secara misterius? Apakah bisa dipercaya begitu saja bahwa dokumen negara sepenting itu bisa hilang?
Dua naskah Supersemar di Arsip Nasional disebutkan hanya fotocopy. Yang janggal, dua naskah itu tidak mirip karena diketik dengan spasi berbeda. Pertanyaannya, yang manakah di antara kedua naskah itu yang otentik? Atau apakah malah keduanya sama-sama tidak otentik?

Naskah Supersemar yang diragukan keasliannya

Menurut kesaksian staf intel Komando Operasi Tertinggi Gabungan-5 (G-5 KOTI) Salim Thalib, naskah Supersemar yang dikenal sekarang adalah palsu. Selain aslinya tidak serapi itu, isi naskah juga tidak sama dengan naskah aslinya.
Jadi betulkah tuduhan beberapa kalangan yang menyamakan ini dengan usaha penghilangan barang bukti? Kalau memang Supersemar tidak diplintir, apa buktinya bahwa Supersemar itu tidak diplintir?
Sebetulnya kenapa Supersemar itu mesti dirancang dan Sukarno mesti dipaksa menandatangani? Ada banyak teori konspirasi rumit tentang ini. Tapi saya tertarik dengan teori berikut ini.

Latar belakangnya tak lepas dari persaingan antara PKI dan Angkatan Darat. Sebelum terjadinya G30S, persaingan antara PKI dan Angkatan Darat sudah dalam taraf saling jegal menjegal. Bahkan PKI sampai ingin membangun “Angkatan Kelima” dalam militer.
PKI ingin menggeser Angkatan Darat. Dan Angkatan Darat ingin menggeser PKI. Apalagi ketika itu Sukarno sudah mulai sakit-sakitan. Mungkin usianya tidak lama lagi.  Pokoknya siapa cepat, dia dapat. Antara PKI dan Angkatan Darat sudah betul-betul sikut-sikutan.
Begitu meletus konspirasi G30S, inilah kesempatan Angkatan Darat untuk menghancurkan saingan beratnya itu. Tak ada ampun, pokoknya PKI harus musnah. Dan penghancuran itu akan lebih afdol jika presiden sendiri yang mengumumkan pembubaran PKI. Soalnya yang punya hak untuk membubarkan partai politik cuma presiden. Itu adalah hak prerogatif presiden. Tapi tunggu punya tunggu, Sukarno kok belum mau juga membubarkan PKI. Bagaimana ini?

Angkatan Darat melalui tangan Suharto pun mengambil jalan pintas. Potong kompas. Caranya, harus dibuat sebuah  surat perintah yang telah terkonsep, yang membuat Angkatan Darat jadi punya alasan yuridis melibas PKI. Konsep surat itu pun dibuat.  Konsep Supersemar. Isinya perintah presiden kepada Angkatan Darat (Suharto) untuk mengamankan negara. Nah, dengan dalih mengamankan negara  inilah Angkatan Darat jadi punya alasan mengganyang habis PKI.  Angkatan Darat memang berlomba dengan waktu. Harus bergerak cepat. Kalau tidak, PKI bisa kembali bangkit mengumpulkan kekuatan dan mendepak jauh-jauh Angkatan Darat dari panggung kekuasaan. Now or never! Jadi sekarang Angkatan Darat tidak boleh kalah cepat!
Setelah itu Suharto memerintahkan para Jendral tadi untuk membawa surat itu kepada Sukarno. Dengan pesan khusus, “pokoknya harus ditandatangani Sukarno”.

Begitu Supersemar ditandatangani, itulah awal aksi pedang Orba. Nampaknya tanda tangan Sukarno tadi adalah pembuka jalan bagi pelaksana Supersemar untuk mengamankan yang bisa diamankan. Sesudah itu terjadi tragedi mengenaskan. Di segala pelosok negeri berkubang darah jutaan rakyat dengan alasan pembasmian PKI demi keamanan negara. Korbannya tidak saja PKI, tapi juga orang-orang yang tiba-tiba di-PKI-kan atau dipaksa mengaku PKI. Berjuta rakyat mendadak tak bermasa depan dan terampas haknya karena dicap PKI.
Tak kurang Sukarno sendiri turut menjadi korban. Sukarno mengatakan dia mengutuk sekeras-kerasnya Gestok (G30S PKI). Pelakunya harus dihukum, kalau perlu ditembak mati. Tapi orang yang memperuncing peristiwa G30S PKI, hingga terjadi provokasi membenarkan pembunuhan jutaan rakyat juga harus diadili. Apakah Sukarno bermaksud menujukan ini pada Suharto?

Yang jelas, sesudah pernyataan Sukarno itu, terjadi de-Sukarnoisasi.  Kita tahu bagaimana Sukarno diisolasi, dituduh terlibat G 30 S PKI tanpa bukti yuridis.
Tentu saja tuduhan itu aneh. Karena bagaimana mungkin Sukarno dituduh melakukan kudeta terhadap dirinya sendiri? Buntutnya, semua yang  berhubungan dengan Sukarno menjadi tabu dibicarakan di masa Orba. Bahkan beberapa departemen men-non-aktif-kan pegawai yang ketahuan pro-Sukarno.
Setelah skenario berjalan seperti harapan, “para perancang” Supersemar lalu mabuk kemenangan.  PKI yang dulu jadi saingan utamanya untuk merebut “kursi Sukarno” sudah tersungkur. Dan Sukarno sang pemilik kursi juga sudah dipaksa meninggalkan kursinya. Suharto tak menyia-nyiakan kesempatan. Kursi yang kosong tanpa pemilik itu harus diapakan lagi kalau bukan diduduki?

Dan ketika kursi Sukarno tadi diduduki Suharto, di situlah awal mula kasak kusuk politik tentang “penyelewengan Supersemar”. Apakah betul tuduhan bahwa ada permainan sistematis Amerika di balik semua ini?
Yang jelas, dengan diselewengkannya maksud Supersemar, yang paling berbahagia adalah Amerika. Karena itu berarti jatuhnya Sukarno. Akhirnya mimpi Amerika terkabul sudah.  Terang-terangan Amerika menyatakan jatuhnya Sukarno sebagai kemenangan Amerika. Presiden Richard Nixon menggambarkan kemenangan itu sebagai, “Hadiah terbesar dari Asia Tenggara”. Sudah jelas. Karena hadiah sesungguhnya terletak pada kekayaan alam Indonesia yang menanti untuk dikuras. Dan batu penghalang yang menghalang-halangi Amerika menguras alam Indonesia, yaitu Sukarno, sudah dibikin terjungkal. Inilah awal kemenangan Amerika yang sejak 10 tahun sebelumnya ingin menggulingkan Sukarno.
Bung Karno berhasil mengusir penjajahan Belanda. Tapi setelah itu Bung Karno ambruk oleh Amerika. Mungkin karena cara Amerika lebih cerdik. Soalnya Amerika tidak memegang gagang keris secara langsung untuk menikam Sukarno. Keris itu diserahkannya kepada rakyat Sukarno sendiri,  yang  menghujamkannya langsung ke presidennya sendiri, di antaranya melalui provokasi perebutan kekuasaan dan akhirnya menunggangi G30S.
Pasca G30S,  rakyat menjadi sangat takut dengan yang kekiri-kirian. Ini artinya Indonesia meninggalkan Rusia dan berpaling ke Amerika.
Dan setelah Supersemar dijadikan surat sakti untuk memberantas sisa-sisa G30S, lalu pemegang Supersemar diangkat menjadi presiden, Indonesia berubah haluan 180 derajat. Hampir semua jabatan vital dipegang oleh perwira Angkatan darat. Sehingga rakyat berbisik takut-takut dan bertanya siapa sebetulnya yang meng-kup Sukarno?

Di bawah pemerintahan yang hampir semuanya orang militer, rakyat Indonesia jadi  takut dan kapok dengan yang segala yang berbau kiri. Semua orang tiba-tiba saja beragama. Banyak orang tiba-tiba rajin ke mesjid dan ke gereja. Soalnya takut dituduh PKI. Sehingga kiblat Indonesia berganti ke Amerika, tidak lagi ke Blok Timur.  Rusia yang tadinya sahabat Indonesia sekarang menyingkir.  Amerika jingkrak-jingkrak! Soalnya mimpi mereka  untuk menancapkan kuku di Indonesia akhirnya terwujud.
Indonesia yang di bawah tanahnya banyak emas dan minyak itu akhirnya jatuh ke pelukan Amerika. Apa buktinya?
Kepentingan Amerika cuma satu. Pokoknya modal Amerika mesti masuk ke Indonesia. Hasilnya? Begitu pemegang Supersemar diangkat menjadi Presiden menggantikan Sukarno, maka produk undang-undang pertama yang digodok adalah RUU Penanaman Modal Asing Tahun 1967.

Setelah lahir UU Penanaman Modal Asing, sebut saja sumber daya alam mana di Indonesia yang sampai sekarang tidak dikuasai Amerika?

Sukarno telah ditumbangkan oleh Amerika.  Dan bagaimana pemangku Supersemar akhirnya lengser?

Ketika ayam jago yang dielus-elus tuannya tidak lagi berguna, maka ayam itu “di-kuali-kan” menjadi ayam sayur. Semua itu berawal ketika “kapitalisme Cendana” ternyata semakin me-raksasa nyaris mendesak kepentingan kapitalisme Amerika. Maka pemangku Supersemar pun akhirnya terdepak pula.
Di mana letak perbedaan kejatuhan Sukarno dan Suharto?  Sukarno memang dijatuhkan sesudah menandatangani Supersemar, tapi tak pernah jatuh ke pelukan Amerika. Sedangkan Suharto sudah jatuh sejak awal. Bahkan ketika dia baru saja mengirim utusannya untuk memaksa Sukarno menandatangani Supersemar, di saat itu Suharto telah jatuh ke pelukan Amerika.
Tidak ada kekuasaan yang abadi. Setiap saat kekuasaan bisa saja jatuh. Tapi ada satu hal yang tidak otomatis jatuh bersama kekuasaan. Yaitu kehormatan.

Walentina Waluyanti

Nederland, 4 Maret 2010

From: http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/3/1400/_betul_bung_karno_ditodong_jendral_

Wanita Berkumis yang Dirajam Sampai Cantik

     

    Walentina Waluyanti – Holland

    *Ulasan sederhana ini dipersembahkan untuk mereka yang terbuang dan putus asa. Kegagalan, sakit dan derita bukanlah kesia-siaan, melainkan bentuk awal dari sebuah anugerah (quote by Walentina Waluyanti ™)

    clip_image001

    Dia memang cantik. Kecantikan khas Latin. Rambutnya sedikit berombak, legam, panjang, tebal. Alisnya yang hitam lebat semakin menguatkan sinar matanya yang begitu kuat menghujam.  Tarikan bibirnya menggambar- kan kekerasan hatinya.

    Rasa sakit yang merajamnya sepanjang hidup tak dibiarkannya melunturkan kecantikannya.

    Penampilannya selalu terawat, fashionable dan modis sesuai jamannya.Tatanan rambutnya selalu tertata cantik. Kadang diselipkannya sekuntum bunga yang mempermanis gelungan rambutnya. Gaya berbusana dan perhiasan yang dikenakannya menunjukkan cita rasa seninya. Hingga kini bahkan gaya dan penampilannya tetap jadi catatan tersendiri di dunia fashion.

    Oh ya, masih ada “trade mark”-nya yang terkenal. Yaitu nampak sedikit tersamar “kumis” halus di atas bibirnya. Trade mark ini memberi sentuhan khas pada setiap karyanya  yang apa pun tema-nya, hampir seluruhnya menampilkan potret dirinya.

    clip_image002

    clip_image003

    Nasib membuatnya hampir sepanjang hidup dirajam rasa sakit. Hampir setiap helaan nafasnya adalah hirupan perih. Yang membuatnya merasa begitu sakit. Sakit sesakit-sakitnya.

    Karena begitu akrabnya dengan rasa sakit, rasa itu seakan begitu dijiwainya. Dihayati dengan penuh penghayatan. 

    Begitu dihayatinya, sehingga dia tidak bisa lagi mengatakan “rasa sakit itu tak terlukiskan”. Karena memang dia bisa dengan jelas melukiskan rasa sakitnya. Dia bisa menuangkannya ke dalam kanvas. Diterjemahkannya rasa sakit itu menjadi sebuah keindahan. Keindahan yang mencekam.

    Kesan mencekam tentang kesakitan dalam karyanya, bisa dihadirkannya dalam alam surealisme yang begitu mencengangkan.  Ajaib.

    clip_image004

    Bagaimana mungkin seorang wanita seringkih dia bisa memvisualisasikan rasa yang tak nampak itu menjadi begitu dahsyat? Sangat brilyan.

    Seperti dikatakannya, “my painting carries with it the message of pain”.

    Dirajam sampai mati? Rupanya buat Frida Kahlo, itu no way. Baginya, dia boleh saja mati karena sakitnya. Tapi bukan karena rajaman. Semakin rasa sakit itu merajamnya, semakin kuat ditancapkannya keindahan dan kecantikan seni itu di atas kanvasnya.

    clip_image005

    Sakit yang merajam  fisik dan batinnya telah mengilhaminya melahirkan sebuah karya surealis cantik, secantik pelukisnya sendiri.

    Frida Kahlo lahir 6 Juli 1907, adalah pelukis asal Mexico. Lukisannya yang bergaya surealisme dengan sentuhan realisme dan simbolisme adalah warisan penting bagi dunia seni rupa internasional.

    Ketika berusia 6 tahun, polio menyerangnya. Itu menyebabkan satu kakinya cacat dan mengecil. Cacat itu rupanya belum cukup. Di usia 17 tahun dia harus menerima cacat berikutnya. Suatu siang sebuah trem menerjang bus yang ditumpanginya. Tulang leher, tulang bahu dan tulang selangkangan-nya patah. Tulang belakangnya ikut patah di tiga tempat. Seakan belum cukup, kaki kanannya juga patah di beberapa tempat.

    Kondisinya sedemikian mengenaskan. Hingga dokter saja pesimis apakah bisa menyelamatkannya. Sulit dipercaya ada orang yang masih bisa hidup dengan kerusakan fisik separah itu.

    Sungguh malang Frida yang sudah cacat sejak kecil.

    Musibah ini membuat dirinya harus kembali menerima cacat yang lebih berat. Selain divonis tak akan pernah bisa hamil, juga harus mengenakan korset penyangga tubuh sampai akhir hayatnya. Bukan cuma itu. Rasa sakit akibat musibah di usianya yang ke-17 itu,  bahkan tak pernah lenyap sampai meninggal di usianya yang ke-47, tanggal 13 Juli 1954.

    Tak terbayangkan bagaimana menjalani hari demi hari dengan menahan perih tak terkira yang merajam seluruh tubuh….sepanjang hidup! Kurang lebih 35 kali operasi demi operasi yang harus dijalaninya.

    Kondisi ini membuatnya lebih banyak berbaring di tempat tidur. Untuk membuat rasa sakitnya sedikit teralihkan, orangtuanya memberinya seperangkat alat melukis.

    clip_image006

    Di usianya yang ke-21, Frida menikah dengan pelukis terkenal dan aktivis komunis Mexico, Diego Rivera yang berusia 43 tahun. Diego adalah seorang pelukis mural yang dikaguminya dan juga mengaguminya. Di mata Diego, kecacatan Frida malah semakin mencuatkan kecantikannya yang bagai magnet.

    Sebenarnya daya magnet Frida yang utama bukan sekedar kecantikannya. Tapi juga kepribadian, bakat dan kecerdasannya.

    Wanita ini memang hebat. Cacat tapi penuh percaya diri. Kekurangan fisiknya tidak menjadi halangan dalam bergaul. Pergaulan selebritis berhasil ditembusnya dengan pesonanya.

    Kecerdasan dan kecantikannya menarik perhatian beberapa tokoh penting hingga menjadi akrab dengannya.  Kharisma-nya berhasil memikat kalangan atas.

    Tak kurang figur terkenal seperti Leon Trotsky, revolusioner dan pemikir Marxist dari Rusia terpana pada Frida. Bahkan disebut-sebut ada affair antara Frida dan Trotsky.  Andre Breton seorang penulis, pemikir dan teorikus surealisme  asal Perancis juga diketahui sangat dekat dengan Frida. Di tengah sakitnya, sebagai penganut komunis Frida juga mengaspirasikan kecenderungan politiknya dengan aktif di dunia politik.

    Sementara itu, sakit lainnya rupanya masih juga mengintai Frida.

    Dalam perjalanan hidupnya kemudian, masih harus diterimanya pula sakit batin akibat perkawinannya yang tak harmonis. Suaminya, Diego yang walaupun fisiknya sama sekali tidak menarik, memang dikagumi banyak wanita. Tapi bukan itu soalnya. Diego si seniman kawakan ini  terkenal mata keranjang dan suka main perempuan. Walaupun Frida juga tak kalah binalnya dengan beberapa petualangan asmaranya, kelakuan Diego itu tetap saja menyakitkan hatinya. Keduanya sempat bercerai. Sesudahnya kemudian mencoba rujuk dan menikah kembali. Tapi tetap saja mereka harus kembali berpisah.

    clip_image007

    Ini semakin memukul batin Frida.  Penderitaannya lengkap sudah. Sakit lahir batin.

    Dalam keadaan demikian, pelariannya hanyalah kwas, kanvas dan cat. Bakat melukisnya tidak sia-sia. Obyeknya tidak jauh-jauh. Yaitu dirinya sendiri dan rasa sakit itu sendiri yang seolah bisa dilihatnya tajam dengan mata senimannya.

    Berawal dari atas ranjang, tergolek lemah tak berdaya, dengan erangan menahan sakit, Frida mengukir sejarah yang dicatat dunia. Tidak saja sejarah hidupnya. Bahkan juga sejarah seni lukis Mexico, tanah airnya.

    Sejarah itu diukirnya melalui jari jemarinya yang lincah mengayunkan kwas di atas kanvas. Di kanvas itu diguratkannya lolongan jiwanya.

    Frida Kahlo tercatat sebagai seniman Mexico abad 20 pertama yang karyanya dibeli dan dikoleksi oleh museum internasional, Museum Louvre Perancis. Keunikan dan orisinalitas karyanya mencengangkan dunia.

    clip_image008

    Tragedi hidupnya adalah inspirasi bagi dunia. Kisah hidupnya sempat pula difilmkan dengan judul “Frida” yang diperankan oleh Salma Hayek, dengan sutradara Julie Taymor.

    Dalam melahirkan maha karya, termasuk karya seni memang dibutuhkan penjiwaan dan penghayatan. Hanya ini modal utama yang bisa membuat sebuah karya nampak matang dan dalam. Itu semua diperoleh Frida tidak serta merta begitu saja. Semua itu diperolehnya melalui kemampuannya secara positif mengolah tragedi menjadi berkah. Pelajaran tentang ini ditangkap dengan tangkas oleh kesenimanan Frida, walaupun tak mengenyam pendidikan akademi seni.

    Frida Kahlo telah mengajarkan bahwa tragedi bukanlah kesia-siaan.

    Sumbangannya bagi dunia bukan sekedar keunikan surealisme-nya yang tersohor. Tapi masih ada sumbangan yang tak kalah penting. Yaitu menginspirasi orang bagaimana menyiasati rasa sakit, kepedihan dan keperihan.

    Rasa sakit yang mendera itu mampu didaur-ulang olehnya menjadi obat yang diciptakannya sendiri. Obat yang menggempur kepedihannya, melalui fantasi-fantasi seni dan cita rasanya.

    Sakit boleh saja mengalahkan raga, tapi tidak daya intelektualitas.

    Walentina Waluyanti

    Nederland, 6 November 2009

    Sumber foto:

    www.egodesign.ca/_files/articles/110d_2016_ka...

    www.liberamentemagazine.org/frida%20kahlo.jpg

    Pasted from <http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/2/998/wanita_berkumis_yang_dirajam_sampai_cantik/#883306koki>

Masihkah Saya Perawan?

Arita - CH

Posted:

“Halo semuanya, kemarin saat saya selesai melakukan senam gimnastik artistik untuk pertama kalinya, saya melihat ada bercak darah pada celana dalam saat saya berganti baju. Hari ini saya coba perhatikan kembali, tidak ada lagi tetesan darah yang membercak. Saya khawatir, apakah selaput dara saya robek? Apakah selaput dara saya benar-benar rusak? Bisakah diperbaiki? Atau sudah terlambat? Apakah saya sudah tidak perawan lagi? Apa yang harus saya lakukan, tolong saya! Saya takut dan panik!  Apa yang akan saya katakan kepada tunangan saya? Masihkah saya perawan???”

“Hal menarik dari orang tua, selalu merasa tau anaknya dan yang terbaik untuk anaknya,” kata-kata indah yang mengalir terketik dari KoKier Malam a.k.a. Night membuat saya nyengir tersentak bagaikan kuda yang dipecut. Mengingat kembali saat “pemberontakan masa remaja”, kembali saya nyengir kecut, membenarkan Night, kalau orang tua selalu merasa tahu akan anaknya tanpa menanyakan terlebih dahulu apa sebenarnya yang ada di benak sang anak.
Paragraf pembuka diatas merupakan pertanyaan yang saya temukan dalam forum berbahasa Perancis untuk para remaja dan masalah-masalahnya. Forum yang berdomisili di Perancis tersebut berisikan berbagai macam informasi dan permasalahan para remaja di sekitar dunia seksualitas . Mengingat kembali kata-kata mutiara dari Night, saya mulai melihat-lihat forum-forum remaja seusia anak lanang saya, mencoba memahami dan mencerna permasalahan remaja di abad ke 21 ini.
Keperawanan
Permasalahan keperawanan bukan saja permasalahan milik orang Indonesia tapi juga (masih) merupakan permasalahan umum yang berlaku di seluruh belahan dunia ini. Sekalipun mungkin banyak yang beranggapan kalau para “bule” tidak ambil pusing dengan keperawanan, namun di banyak kota-kota kecil yang tersebar di Eropa, keperawanan masih dianggap sebagai hal yang utama.


Salah satu remaja yang menjawab pertanyaan diatas berpendapat bahwa keperawanan sama dengan kesucian (pureté). Kesucian yang berarti harga diri mereka tidaklah semurah dengan bercinta hanya berdasarkan keingintahuan ataupun rasa penasaran belaka. Masih banyak para remaja bule tersebut yang memimpikan saat-saat pertama kali bercinta dengan orang yang benar-benar mereka cintai dan membuktikan bahwa lelaki tersebut adalah yang pertama (dengan harapan yang terakhir) yang membuat darah keperawanan mereka menetes keluar.
Namun bagaimana dengan kasus diatas? Selaput dara gadis itu terkoyak karena melakukan aktivitas olahraga. Dirinya menjadi kalut dan bingung. Kepanikan menjalari dirinya, percayakah sang tunangan kalau selaput dara tersebut koyak bukan karena kopulasi?

(jangan berharap mereka mengenal Gigimo, sekalipun internet menjadi “makanan” mereka sehari-harinya, namun Gigimo tidak tercantum dalam kamus pergaulan mereka).
Beberapa remaja menjawab dengan tegas bahwa gadis tersebut masih perawan, selama alat kelamin pria tidak berprenetasi. Beberapa dari mereka berpendapat bahwa keperawanan tidak diukur dengan setetes darah namun lebih menekankan kejujuran bahwa percintaan yang mereka lakukan memang untuk yang pertama kali dalam kehidupannya. Mereka mengatakan kepada gadis itu untuk memberitahu sejujurnya kepada sang tunangan kalau aktifitas olahraga telah mengoyak selaput dara sehingga ada kemungkinan gadis tersebut tidak akan meneteskan darah keperawanan pada malam pertama. Kalaupun tunangan dari sang gadis tersebut tidak mempercayainya, mereka menyarankan untuk memutuskan dengan segera hubungan tersebut dan tidak ada gunanya lagi meneruskan hidup bersama-sama dengan seorang lelaki seperti itu.
Namun, beberapa orang menjawab lain. BELUM tentu semua lelaki bisa mempercayai kata-kata tersebut. Apalagi bagi mereka yang hidup dalam lingkungan keluarga yang masih menganut pentingnya tetesan darah keperawanan. Bukan hanya kepada sang suami kelak sang gadis harus mempertanggungjawabkan keperawanan namun juga kepada keluarga dari kedua belah pihak lelaki dan perempuan. Ayah sang gadis akan merasa malu karena telah gagal mendidik anaknya menjadi wanita yang “mulia” sedangkan ayah sang lelaki merasa malu karena merasa telah menikahkan anak lelakinya dengan seorang perempuan murahan.

Obsesi terhadap keperawanan perempuan & Sodomi

Masalah keperawanan dan hubungannya dengan keluarga di kedua belah pihak yang kelihatannya hanya mungkin dapat ditemui di Indonesia, ternyata masih menjadi masalah utama, pada abad ke 21 ini di benua Eropa yang terkenal dengan kebebasan. Di beberapa tempat dan komunitas Eropa, keperawanan masih sama dengan kesucian. Sekalipun definisi perawan bagi sebagian jawaban remaja yang saya baca di forum ini adalah seseorang perempuan yang sama sekali belum pernah melakukan coitus, namun tetap saja tetes-tetes darah keperawanan masih menjadi mahkota sekaligus momok bagi para perempuan.
Salah satu dari para remaja di forum ini menjawab dengan pertanyaan, “ Mengapa ada begitu sedikit orang-orang yang memahami kami kaum perempuan? Mengapa tidak ada yang mempertanyakan keperawanan lelaki? Bahkan di luar konteks agama, keperawanan perempuan tampaknya memiliki kepentingan simbolis jauh lebih besar daripada para lelaki. Hal ini membuat saya bingung tidak tahu harus berbuat apa.
Obsesi akan keperawanan dalam kehidupan para sebagian kulit putih ternyata tetap menjadi masalah besar. Sekalipun di luar konteks agama, ternyata tetap saja arti tetesan darah keperawanan adalah prioritas utama dalam membangun satu hubungan, membuat mereka berusaha dengan berbagai cara untuk tidak terjadi pertumpahan tetesan darah sebelum waktunya. Berbagai cara dicoba dan ditempuh, sekalipun harus masuk dalam kategori ektrim yang tinggi.
Membaca lebih jauh posting-posting dalam forum ini, saya menjadi terbatuk-batuk kaget hampir terjengkang jatuh dari kursi rotan yang selalu berdenyit setiap saat. Sekali lagi saya ingatkan, Gigimo tidak populer dan bisa dikatakan tidak dikenal dalam kehidupan mereka, sehingga untuk mempertahankan pertumpahan darah, beberapa dari mereka, yang memang pada dasarnya ingin melakukan hubungan seksual belaka dengan dasar penasaran dan keingintahuan, nekat melakukan hubungan seksual dengan ber-sodomi ria!!!


Dalam bahasa Perancis, untuk mendeskripsikan hubungan seksual ada 2 kata yang digunakan, faire l’amour (berhubungan seksual karena cinta/bercinta) dan baiser (berhubungan seksual dengan atau tanpa cinta). Umumnya mereka menulis perbuatan sodomi dengan menggunakan kata “baiser” yang berkonotasi lebih ke aktivitas hubungan seksual belaka yang dilakukan (kebanyakan) didasarkan oleh rasa ingin tahu dan mencari sensasi dalam melakukan kegiatan seksual.
Masa-masa remaja dimana tingkat hormon meningkat dan sensasi kenikmatan mulai mengintip dari balik celana, rasa penasaran mulai melompat dan melonjak hingga mencapai ubun-ubun. Berhubung keperawanan adalah mahkota yang (masih) harus ditenteng bersama dalam melakukan percintaan (faire l’amour), sedangkan ubun-ubun yang mulai “retak” terdorong oleh keinginan untuk menikmati sensasi kenikmatan seksual tidak mau menunggu malam pertama, maka pintu belakang pun dibuka “demi melindungi” tetesan darah dari gerbang utama...
Posted : Il m’a baisé hier soir et je suis encore vierge! (tadi malam dia meniduri saya dan saya tetap masih perawan)
KoKiers para pembaca...

Apakah gadis diatas, yang selaput daranya sudah terkoyak masih perawan?

Apakah gadis yang melakukan hubungan “pintu belakang” dan selaput daranya utuh, masih perawan?
Penutup

Belum selesai membaca semua posting yang ada dalam forum itu, mata saya mulai berkunang-berkunang, kepala saya mulai cenat-cenut, sementara tenggorokan ini kering, setengah mati mencoba menelan dan menelaah situasi remaja di abad ke 21 ini. Rasanya, saya membutuhkan waktu sebentar untuk balik kembali menyepi di gunung setan (les Diablerets)...
Catatan tambahan:

Dalam bahasa Perancis, kata "enculé !" (terjemahan langsung: seks anal) merupakan kata makian yang paling kasar di Perancis. Pada abad ke 4, sejak kaisar Konstantinus berkonversi menjadi Kristen, perbuatan sodomi merupakan kejahatan besar dan pelaku tindak sodomi dihukum dengan dibakar hidup-hidup. Beberapa waktu kemudian, perburuan pelaku tindak imoral dan para penyihir meningkat dengan drastis. Untuk menghukum mereka, para tersangka dijatuhkan dakwaan sebagai pelaku tindak sodomi dan dibakar hidup-hidup.

Lama-lama, penggunaan dakwaan tindakan sodomi disalahgunakan untuk menyingkirkan lawan ataupun orang-orang yang tidak disukai, sekalipun dengan posisi penting dan kedudukan kuat dengan adanya tuduhan melakukan sodomi, mereka tidak akan luput dari hukuman. Pada saat itu, jika seseorang memaki dengan kata “enculer” maka resiko yang dihadapi oleh orang yang dimaki dapat berakibat hukuman dibakar hidup-hidup.

From :

http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/27/1410/masihkah_saya_perawan